Flash News
Mail Pinterest RSS
Mega Menu

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!

Cream Pemutih Wajah

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!. Sebut saja nama-nama David Beckham, Nicky Butt, Robbie Savage, Gary dan Phil Neville, Ryan Giggs, Keith Gillespie, dan Paul Scholes. Sebagian besar mereka kemudian menjadi punggawa andalan klub andalan kota Manchester tersebut, bahkan juga Tim Nasional masing-masing. Mereka dikenal dengan julukan "The Class of 92".

Sementara, di dunia balap motor kelas 500cc --yang saat ini dikenal sebagai MotoGP-- terdapat sebuah musim balapan, dengan enam pebalap juara dunia periode 1983-1999 berkompetisi di dalamnya. Musim balapan kelas 500cc di tahun 1992, layak disebut sebagai salah satu musim paling kompetitif sepanjang sejarah balap motor dunia.

500cc World Standing 1992

World Champion

Tak ayal, terdapat dua mantan juara dunia, yaitu Eddie Lawson (juara dunia 1984, 1986, 1988, 1989) dan Wayne Gardner (1987). Juga sang juara bertahan, yaitu Wayne Rainey (1990, 1991, 1992). Serta tiga pebalap yang kelak merasakan gelar juara dunia, yaitu Kevin Schwantz (1993), Mick Doohan (1994-1998), dan Alex Criville (1999).



Sebenarnya, pada era tersebut masih ada nama Freddie Spencer yang menjadi juara dunia pada musim 1983 dan 1985, dan juga layak dianggap legenda balap kelas 500cc (baca: MotoGP). Namun, akibat cedera, Spencer harus absen di seluruh seri balapan pada musim 1992 tersebut.

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!

Musim 1992, Musim MotoGP Paling Seru. Setuju?!

Berikut adalah ulasan singkat tentang para juara dunia tersebut:


WAYNE RAINEY

WAYNE RAINEY

Wayne Rainey memenangi tiga gelar 500cc berturut-turut, 1990-1992, dan bergabung dengan jajaran pebalap legendaris Amerika Serikat seperti Kenny Roberts Snr., Freddie Spencer dan Eddie Lawson, juga ditambah dengan para pebalap seperti Kevin Schwantz, Kenny Roberts Jnr. dan Nicky Hayden.

Didukung Yamaha, Rainey adalah salah satu protagonis di masa yang disebut-sebut sebagai era keemasan balapan kelas utama, pada 1980-an hingga awal 90-an. Fakta bahwa ia memenangi tiga gelar juara dunia, bersaing dengan rider berbakat seperti Schwantz, Lawson, Mick Doohan dan Wayne Gardner, di era ketika mereka merajai balapan mesin two-stroke 500cc, membuat Rainey berhak ditempatkan dalam barisan Legenda MotoGP.

Rainey hadir pada balapan 500cc pertamanya pada tahun 1988, di bawah asuhan Kenny Roberts Snr. Dedikasinya segera membuat khalayak terkesan, dengan gaya balap yang cermat dan rapi. Kemenangan perdana diraihnya di musim itu juga, di Donington Park. Dan enam podium yang diraihnya mengantarkan Rainey duduk di posisi ketiga klasemen di akhir musim.

Pada musim berikutnya hingga akhir kariernya di tahun 1993, Rainey meraih 24 kemenangan dan 65 podium. Tapi cedera mengganggunya dalam upaya membantu Yamaha untuk bersaing dengan kekuatan Honda NSR dan Suzuki RGV. Musim terakhirnya di GP 500cc itu semestinya dapat diakhiri dengan gelar juara dunia keempatnya, andai tidak mengalami kecelakaan --yang sesungguhnya tidak biasa dialaminya-- saat memimpin balap seri GP di Misano. Insiden itu mengakibatkan Rainey mengalami cedera toraks tulang belakang.

Konsistensi Rainey dan mental tanpa belas kasihannya dalam mengejar gelar juara membuatnya dihormati. Saat ini ia mengikuti lomba Kart, dan jadi pengunjung tetap GP Amerika Serikat di Laguna Seca, yang lokasinya memang dekat dengan tempat tinggalnya.

STATISTIK WAYNE RAINEY

FOTO WAYNE RAINEY

FOTO WAYNE RAINEY


KEVIN SCHWANTZ

KEVIN SCHWANTZ

n gaya membalapnya yang flamboyan, serta kecenderungan untuk mati-matian mengejar kemenangan di setiap seri balapan seakan lomba terakhirnya.

Schwantz memasuki panggung balap internasional setelah meraih hasil baik di Superbike. Setia kepada Suzuki sepanjang karirnya, membuat debut di Assen pada tahun 1986, dan menjadi pebalap reguler peserta GP 500cc pada tahun 1988, menandainya dengan memenangi balapan pembuka di Suzuka, Jepang.

Pada tahun 1988 dan 1989, Schwantz meraih delapan kemenangan dan 13 podium, tetapi juga terjatuh di Spanyol dan Belgia. Membuatnya terkenal sebagai pebalap dengan reputasi hebat, tetapi tidak konsisten. Dia tetap menjadi salah satu bintang utama pada periode emas 500cc, bersama Eddie Lawson, Wayne Gardner, Mick Doohan dan Wayne Rainey.

Pada empat musim berikutnya, Schwantz selalu terlibat pertempuran dengan para rivalnya itu, berhasil mengembangkan RGV500 dengan bakat alaminya. Ia jadi runner-up pada tahun 1990, mengawali persaingan abadinya dengan Rainey.

Selama tiga musim berturut, Schwantz dan Rainey terlibat duel sengit, dengan Schwantz menang di Assen dan Hockenheim. Rainey meraih tiga gelar juara dunia, namun Schwantz tak kalah menonjol dengan sukses mencatat 19 kemenangan dan 21 podium antara tahun 1990 dan 1992.
Rivalitas mereka berlanjut di musim 1993, dan pada tahun tersebut Schwantz mengadopsi gaya balap yang lebih tenang dan teliti, meniru Rainey-style, untuk meraih mahkota juara dunia yang menurut banyak orang sudah terlambat.

Cedera pergelangan tangan yang dialami Schwantz, mengganggu upayanya mempertahankan gelar di musim 1994. Ia menempati posisi keempat di klasemen akhir, dan kemudian sambil menangis mengumumkan pengunduran dirinya, sesaat sebelum musim 1995 dimulai.

STATISTIK KEVIN SCHWANTZ

FOTO KEVIN SCHWANTZ

FOTO KEVIN SCHWANTZ

FOTO KEVIN SCHWANTZ


MICK DOOHAN

MICK DOOHAN

Legenda MotoGP asal Australia, Mick Doohan memenangi lima gelar juara dunia di kelas utama, dalam periode dominasi yang memecahkan rekor di dunia olahraga pada 1990-an.

Mengawali karier di superbikes, Doohan segera menjadi terkenal karena kecepatannya, determinasi tinggi, dan gaya yang eye-catching --gaya menggantung bagian bawah tubuhnya dengan rendah di sisi sepeda motor. Di tahun 1989, ia bergabung dengan World Championship, menjadi rekan setim Wayne Gardner, legenda MotoGP yang juga berkebangsaan Australia, pada usia 23.

Musim perdana itu cukup dikenang, untuk beberapa hasil yang menjanjikan. Pada musim 1990, ia meraih kemenangan pertamanya di Hungaria, hanya dua tahun setelah melakukan debut balapannya.

Ia sempat terjatuh pada beberapa kesempatan, beberapa insiden mengakibatkannya cedera parah. Dia mengalami patah tulang pada seri perdana di GP Australia, dan kaki kirinya nyaris harus diamputasi setelah kecelakaan pada sesi latihan di Assen pada 1992, musim yang sebenarnya didominasi olehnya.

Absennya Doohan, membawa berkah bagi Wayne Rainey, sehingga langkahnya makin mulus menuju gelar juara dunianya.

Ia tidak sepenuhnya fit di musim 1993. Namun sejak 1994 dan seterusnya, Doohan berjaya di seluruh seri dan tidak terlempar dari tahtanya, sampai patah kaki buntut dari kecelakaan di Jerez pada musim 1999 menjadi katalis untuk mengumumkan pensiun.

Karir Doohan dikenang dengan kesetiaannya kepada Honda, 12 kemenangan dari total 15 seri balapan pada tahun 1997, serta duel dengan Alex Criville (1996) dan Max Biaggi (1998) dalam perjalanannya memenangi lima gelar kelas utama secara berturut-turut.

STATISTIK MICK DOOHAN

FOTO MICK DOOHAN

FOTO MICK DOOHAN

FOTO MICK DOOHAN


WAYNE GARDNER

WAYNE GARDNER

Seorang Australia, Wayne Gardner mengarungi arena balap, ketika motor-motor pabrikan 500cc --bisa dibilang-- paling sulit dikendalikan, dengan persaingan yang melibatkan para legenda seperti Wayne Rainey, Randy Mamola, Kevin Schwantz, Eddie Lawson, Freddie Spencer dan Mick Doohan. 52 podium, 18 kemenangan, dan gelar juara dunia 1987 ia raih dalam sebuah dekade paling kompetitif dalam sejarah olahraga tersebut.

Setelah debut 500cc pada tahun 1983, Gardner tetap setia kepada Honda dalam delapan musim partisipasi World Championship, sebagai ucapan terima kasih kepada Honda Britain.
Musim kompetisi penuh ia lakoni pada 1985, dan memenangi Grand Prix pertamanya pada tahun 1986, sebelum berhasil memenangi persaingan dengan Lawson dan Mamola untuk menjadi Juara Dunia 1987, di atas tunggangan Honda NSR500.

Musim 1988 menggambarkan sensasi Gardner mengendarai mesin cepat NSR yang fenomenal, dan ia kembali bersaing dengan Lawson. Musim berikutnya Gardner diganggu oleh cedera patah kaki dan tulang rusuk, menghambat prestasinya pada musim 1989, 1990 dan 1991.

Highlight dari periode itu, bagaimanapun, termasuk kemenangan di seri perdana musim 1989 di Phillip Island, dan prestasi yang lebih baik di musim 1990, dapat dikatakan sebagai balapan terbaik yang pernah terjadi di kelas 500cc.

Gardner pensiun pada tahun 1992, meraih kemenangan terakhir secara emosional di GP Inggris pada musim tersebut. Sebagai pebalap Australia pertama yang menjadi Juara Dunia 500cc, ia memopulerkan balap motor hingga memiliki khalayak yang lebih luas di Australia dan dihormati oleh banyak penggemar lintas generasi.

STATISTIK WAYNE GARDNER

FOTO WAYNE GARDNER

FOTO WAYNE GARDNER


EDDIE LAWSON

EDDIE LAWSON

Eddie Lawson mengklaim empat gelar pada tahun 1984, 1986, 1988 dan 1989, dalam masa emas bagi pebalap Amerika Serikat. Kesuksesannya Lawson membuatnya menjadi pebalap pertama dalam sejarah olahraga yang memenangi gelar dengan dua pabrikan yang berbeda. Pada musim 1988 ia memberi Yamaha gelar keempat dalam satu dekade (ketiga dalam enam musim), dan tahun berikutnya ia memenangi gelar juara dunia keempatnya di atas Honda NSR500.

Lawson memasuki World Championship di balik bayang-bayang kepopuleran dirt-track dan Superbike di Amerika Serikat, memenangi dua gelar AMA Superbike dan dua gelar 250cc di trek aspal. Debut 500cc-nya dengan Yamaha sangat mengesankan, dan ia meraih tiga podium pada musim 1983 sebagai rekan satu tim Kenny Roberts Snr.

Musim 1983 adalah tahun pertama dalam enam tahun kariernya bersama Yamaha, dan gelar juara diraihnya di tahun kedua, dengan empat kemenangan dan sembilan podium dari 12 seri, pada tahun 1984.

Ia mendapatkan 31 kemenangan dan 78 podium dalam sebuah dekade emas balapan 500cc, dengan momen terbaik terjadi di musim 1989 saat mengungguli Kevin Schwantz dan Wayne Rainey, karena ia hanya dua kali gagal naik podium, dari total 15 seri, dan meraih empat kemenangan.

Musim terakhirnya di tahun 1992, pada usia 34 tahun, adalah tahun kedua bersama Cagiva yang tidak kompetitif. Namun Lawson membawa mesin Italia itu meraih kemenangan bersejarah pertama di Hongaria.

FOTO EDDIE LAWSON

FOTO EDDIE LAWSON

STATISTIK EDDIE LAWSON


ALEX CRIVILLE

ALEX CRIVILLE

Seperti kebanyakan pebalap Spanyol pada generasinya, Alex Criville memulai kariernya dalam kelas 80cc. Juara Dunia kelas 125cc pada usia 19, bintang asal Catalan berkembang di 250cc dan akhirnya menjadi pebalap 500cc pada tahun 1992. Ia memenangi seri Dutch TT di Assen di musim debutnya.

Pada tahun 1994 ia direkrut oleh tim HRC, bersanding dengan Mick Doohan sebagai rekan setimnya. Lima tahun kemudian, pada 1999 ia keluar dari bayang-bayang Doohan untuk mengangkat trofi Juara Dunia, menjadi pebalap Spanyol pertama dalam sejarah yang mampu meraih mahkota 500cc.

Musim berikutnya, ia harus mengakui keunggulan pebalap Suzuki, Kenny Roberts, dan finis di posisi kesembilan klasemen akhir, dan pada tahun 2001 ia menjadi pebalap utama NSR, didampingi para rider baru. Sesaat sebelum dimulainya musim 2002, Criville memutuskan bergabung dengan tim Yamaha Luis d'Antin, tapi akhirnya memutuskan untuk pensiun.

FOTO ALEX CRIVILLE

STATISTIK ALEX CRIVILLE

sumber

0 komentar:

Posting Komentar